Friday, January 09, 2009

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Guru, ya, sang pahlawan yang katanya tanpa tanda jasa. Walaupun saya sering berpikir, apakah uang, itu berbeda dengan tanda jasa?

Empat tahun saya berprofesi menjadi seorang guru. Susah senang dalam mengajar terasa sebagai sebuah tantangan. Kita harus menjadi seperti kopi, jika ingin menjadi guru yang baik, semakin panas airnya, semakin enak, semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin matang.

Guru honor, dengan honor mengajar 9 kelas, sekitar Rp. 450.000/bulan. Hahahahaha, uang segini bisa dipake apa? Dipake cicilan motor aja langsung ludes. Untung masih ada pemasukan sampingan. Tapi kenapa guru? kenapa dengan mengajar?

Pernah ditawari kerja tetap di salah satu perusahaan daerah, pernah ikutan di perusahaan penyedia barang, bahkan pernah ikutan proyek konstrusi ama temen. Semuanya menjanjikan penghasilan yang besar. Tapi tanpa rasa nyaman. Sedangkan mengajar?

Setiap kali saya mengalami kesulitan keuangan, selalu saja ada jalan keluar. Pernah suatu ketika, saya datang kesekolah tanpa uang sepeserpun, dan saya menunjukkan dompet ke Wawan, "Wan, saya gak punya duit pisan eui, beak." Tapi tak lama berselang, seseorang memanggil bahwa ada sesuatu yang harus ditandatangani, duit. Hahahaha. Pekerjaan ini, guru di SMA Negeri, memang menghasilkan uang yang sedikit, terutama jika dibandingkan dengan guru PNS, yang rata-rata setiap bulannya hampir 2 juta rupiah. Tapi rasa nyaman, rasa senang, rasa aman ini tak bisa digantikan dengan apapun.

Tapi tetap, saya tidak bisa bohong pada diri sendiri, UMR adalah sekitar Rp. 900.000, masa guru yang mendidik penerus bangsa cuman setengahnya? Hahahahaha.

Dengan pikiran seperti itu, maka saya selalu berpikir, apakah guru memang pahlawan tanpa tanda jasa? Mengingat banyak sekali dari kami yang menuntut perbaikan kesejahteraan? Apa kami masih bisa dibilang sebagai pahlawan? ketika kami banyak mengakali banyak hal hanya untuk beberapa lembar rupiah?

Bohong hanya untuk menyelamatkan perut?

Jujur saja, saya tidak pernah menolak ketika ada seorang rekan yang memberikan amplop yang katanya merupakan sisa dari anu. Karena sebagai manusia, well, duit men, butuh. Karena memang, honor dari mengajar amat sangat tidak cukup sekali. Tapi gak masalah, saya mengajar demi rasa aman, nyaman dan tentram di hati. Hanya saja, jika berbarengan dengan itu bisa ada duit, ya kenapa enggak, hahahahaha.

Salam untuk semua guru di luar sana, semoga kesejahteraan dalam hidup, bisa mengalihkan pikiran kita dari hal-hal yang tidak perlu. Sehingga kita, pikiran kita, tenaga kita, jiwa kita bisa seluruhnya diberikan kepada anak didik kita. HIDUP GURU!!!

No comments: